Bahlil Heran: Kok Impor BBM dari Negara Tanpa Minyak?

Admin

27/05/2025

2
Min Read

On This Post

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyatakan keheranannya atas fakta bahwa Indonesia masih bergantung pada impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Singapura. Padahal, menurutnya, negara tetangga yang terletak di Semenanjung Malaya tersebut tidak memiliki sumber minyak bumi.

"Bagaimana mungkin kita mengimpor dari negara yang tidak memiliki minyak? Dahulu, negara tetangga ini mengelola air. Sekarang, kita justru menerima minyak dari mereka? Aduh, ampun," ujar Bahlil sambil menepuk dahinya berulang kali. Pernyataan ini disampaikannya dalam acara Energi Mineral Forum di Kempinski Hotel Jakarta Pusat, pada hari Senin (26/5/2025).

Bahlil berpendapat bahwa kondisi ini bukanlah kebetulan, melainkan sengaja dirancang oleh pihak-pihak tertentu. Meskipun demikian, ia menyatakan dapat membuktikan hal tersebut, namun memilih untuk tidak mengungkap identitas pihak yang dimaksud.

"Saya ingin menegaskan bahwa ini adalah sebuah rekayasa, sebuah desain yang disengaja. Menurut hemat saya, hanya orang-orang yang berpikiran sempit yang menyangkal adanya rekayasa ini. Saya memiliki bukti yang kuat, namun data tersebut hanya untuk konsumsi internal kami," tegas Bahlil.

Guna mengurangi ketergantungan pada impor minyak, Bahlil menyampaikan bahwa pemerintah akan fokus pada peningkatan lifting minyak dalam beberapa tahun mendatang. Target yang ditetapkan adalah mencapai 900 ribu hingga 1.000.000 barel per hari pada tahun 2029.

"Kita harus mewujudkan target ini jika kita masih memiliki harga diri. Ini bukanlah persoalan kemampuan, melainkan tentang apakah kita masih memiliki rasa malu terhadap rakyat dan bangsa kita," imbuhnya dengan nada serius.

Lebih lanjut, Bahlil mengungkapkan rencana pemerintah untuk menghentikan impor BBM dari Singapura. Alasan di balik keputusan ini adalah harga beli BBM dari Singapura dianggap setara dengan harga beli di kawasan Timur Tengah.

Dengan mempertimbangkan hal tersebut, Bahlil menyatakan bahwa pihaknya telah memutuskan untuk mengalihkan impor BBM ke Timur Tengah. Langkah ini juga diambil sebagai wujud perlindungan terhadap harga diri bangsa, karena mengimpor BBM dari negara yang tidak memiliki sumber minyak dianggap kurang pantas.

"Harganya sama dengan harga impor dari Timur Tengah. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk tidak lagi melakukan impor dari sana (Singapura). Lebih baik kita impor dari Timur Tengah. Diejek oleh negara-negara Timur Tengah masih jauh lebih terhormat daripada diejek oleh Singapura, yang bahkan tidak memiliki minyak," tambahnya.

Dalam pernyataan sebelumnya, mantan Menteri Investasi/Kepala BKPM di era Presiden Joko Widodo yang ke-7 ini menjelaskan bahwa impor BBM dari Singapura saat ini mencapai sekitar 54-59% dari total keseluruhan impor BBM.